Merindu Bogor


Merindu Bogor

Bogor dahulu
Tak pernah munafik atau cemburu
Terlihat tulus bagai embun
Yang rela sirna diantara rimbun

Bogor dahulu
Terasa hangat bagai pelukan ibu
Terasa sejuk bagai air pereda haus
Namun tetap gagah dan tangguh

Bogor dahulu
Izinkan aku mengadu
Aku rindu caramu menjamu tamu
Dengan alunan jangkrik pengantar tidur

Bogor dahulu
Tidakkah kau mengamuk
Pada mereka yang semakin angkuh
Melawanmu layaknya musuh

Bogor yang tangguh
Tatkala hujan sedang turun
Apakah itu isi hatimu
Yang tidak tahan melawan para angkuh

Bogor yang gagah
Tatkala terlihat petir membelah
Apakah kau menunjukkan amarah
Pada mereka pembuat masalah

Diantara semilir angin
Ramai orang mengucap ingin
Untuk sekedar menghibur diri
Daripada memaksa kembali

Merindu Bogor tak seharusnya dilakukan
Di bawah remangnya lampu jalan
Di antara lebatnya tetes hujan
Di waktu malam tiada bintang

Bogor dahulu tak harus dirindukan
Biar saja menjadi kenangan
Karena semua yang datang
Memiliki cara sendiri untuk menghilang



Masih Kota Hujan, 9 Oktober 2016
10.53

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Bisakah Aku?

Tanpa Judul, Hanya Mengumpat

Hujan Tigapuluh Oktober